MENOLAK SEMENISASI JALUR MOTOR
Menolak
Semenisasi Jalur Motor
PAGI hari, sekitar pukul 09.00 Wita, saya lakukan survei, tinjau lapangan, temui beberapa warga, mendalami dan mengamati permukiman di daerah Blok CE dan CF Pesona Bukit Batuah, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Rabu 5 Agustus 2020.
Jalan gang blok tersebut sudah dilakukan semenisasi jalur motor dengan bahan ala kadarnya, tidak dikasih hotmix apalagi diberi batangan besi.
Pengakuan warga setempat, semenisasi di gangnya dilakukan sekitar satu bulan yang lalu, habis lebaran Idul Fitri. Warga patungan uang dan mengerjakan secara gotong-royong.
Pengakuannya,
per warga kala itu urunan Rp 200 ribu per KK. Dana yang terkumpul untuk membeli
bahan-bahan material semenisasi jalur motor, seperti batu koral, pasir dan
semen.
Namun warga yang tinggal di daerah ini banyak jumlahnya, melebihi jumlah warga kita, Gang Lima, blok O3 dan P3.
Satu gang saja, penuh berderet banyak rumah, tidak ada tanah yang kosong, jadi dana urunan yang dikenakan per orang pun jatuhanya tidak besar sekali.
Saban hari, jalan tersebut terkena panas terik matahari, diguyur hujan.
Alhasil, kondisi terkini, jalan tersebut, berdasarkan pengamatan saya, sudah mulai muncul kerusakan bagian pinggirnya.
Palingan lama-lama akan merembet ke tengah, hancur sudah semuanya!
Sekarang saja, Rabu 5 Agustus 2020, jalanan semen mulai retak halus.
Warga setempat ungkapkan, seringkali ada mobil berbobot banyak melintasi gang ini, melindas pinggiran jalanan semen.
Ditambah lagi kadang ada genangan air hujan, membuat semenisasi cepat terpecah belah.
Melihat kondisi seperti itu, saya pribadi berpendapat, ada baiknya, Gang Lima atau Blok O dan P3 tidak melakukan semenisasi jalur motor.
Patungan ide yang rencanakan semenisasi jalur motor ada baiknya ditunda dulu.
Sementara ditahan, kita harus sabar-sabar dahulu, suatu saat akan nikmat pada waktunya, kita rasakan dulu bergeliat dalam alam off road.
Sebab nanti sudah kerja bakti banting tulang mengucur banyak keringat dan tulang pinggang encok, hasilnya tidak bisa memuaskan, manfaat yang diperoleh warga tidak bisa dirasakan dalam waktu yang sangat lama.
Kecuali jika pengerjaan jalan tersebut memakai bahan material yang dahsyat, seperti kasih batu koral, tambahan batu gunung, diberi lapisan batangan besi, dikasih obat penguat semen dan semen cor hotmix, kemungkinan jalan akan abadi, awet muda tak cepat uzur.
Namun itu semua tentu bukan barang yang murah, harus andalkan anggaran orang yang bener-benar tajir melintir (tapi lagi pandemi Corona tentu banyak yang kena dampak resesi ekonomi).
Atau hanya bisa berharap dari dana pemerintah sesuai janji, mengambil biaya dari APBN atau APBD, tapi kan ini butuh proses matang, waktu yang sangat lama, belum bisa dipastikan.
Sekarang, langkah yang paling logis ialah memberi batu-batu lagi di areal ujung, situasinya jalan masih licin, dikasih batu saja masih saja tenggelam ke dalam tanah.
Silakan kalau ada yang mau, alihkan dana semenisasi jalan motor untuk pengerasan jalan ujung jalan. Boleh saja, nanti bisa buat beli material latrit atau apalah gituh.
Impian Bangun Pos
Soal bangun pos ronda portable sepertinya memang penting dibuat dengan harapan sarana ini bisa jadi tempat silaturahmi.
Bermanfaat buat tempat nongkrong bareng, bisa jadi sarana, satu di antaranya bisa bahas berbagai persoalan, memecahkan solusi bersama.
Selama ini, saya amati, sejak tidak ada ronda mandiri, ngumpul-ngumpul bareng itu sulit dilakukan.
Bincang-bincang temu sapa dalam satu tempat jadi barang yang langka, jadi hal yang sangat mahal.
Kesan yang saya dapat, disini itu rumah murah (desa perkampungan) tapi rasanya seperti hidup di komplek Balikpapan Baru (rumah elit kaum borjuis), gaya hidup soliter, komunikasinya terputus, minim sosialisasi face to face. Hehehe
Soal biaya bangun pos portable, tidak bisa berharap banyak dari anggaran bendahara pengurus Blok Tunggal Pesona Bukit Batuah Balikpapan, Kalimantan Timur.
Entah kenapa, saya juga tidak tahu mendalam soal ini, sebab memang saya tidak masuk dalam lingkaran kepengurusan ini yang berhubungan dengan dunia fulus per fulusan.
Kalau mau buat pos portable, bisa saja cari barang-barang material bekas, yang penting fungsinya bisa dirasakan. Gitu saja sih, gile dah. (ilo)
Komentar
Posting Komentar